Yogyakarta - Barang Milik Negara (BMN) merupakan aset penting yang mendukung penyelenggaraan tuga...
Yogyakarta - Mahasiswa AKN Seni dan Budaya Yogyakarta mengikuti Kuliah Umum Kejogjaan di kampus setempat Jalan Parangtritis, Pandes, Sewon, Bantul, DIY, Kamis (27/11/2025). Kuliah umum ini diikuti peserta 95 mahasiswa dari 3 prodi. Pemateri Kejogjaan menghadirkan narasumber Guru Besar UNY sekaligus anggota Dewan Kebudayaan Dinas Kebudayaan DIY.
Ari Dwi Rahmawati, MPd selalu Kepala P3MPM merangkap penanggungjawab acara menyampaikan, Kejogjaan ini dimasukkan dalam mata kuliah pengantar kebudayaan. "Secara umum mata kuliah pengantar kebudayaan mengkaji terkait kebudayaan yang ada di Yogyakarta. Tentunya mata kuliah pendidikan Kejogjaan itu relate dan sesuai ketika disampaikan kepada mahasiswa," terang Ari.
"Dengan adanya kuliah umum Kejogjaan ini, harapannya para mahasiswa setelah lulus paling tidak kalau menjadi pendamping budaya mereka sudah punya bekal karakter-karakter pendidikan Kejogjaan seperti apa. Dan tentunya, itu bisa diimplementasikan oleh mahasiswa," ucap Ari.
Selain itu setelah mereka mendapatkan kuliah umum ini juga diharapkan bisa mengimplementasikan ilmu yang didapat dalam kehidupan sehari-hari, lebih khusus ketika mereka sudah terjun di dunia kerja sebagai pendamping budaya.
Sementara menurut Direktur AKNSBY Prof. Dr. Drs. Kuswarsantyo, MHum. Kuliah Umum Kejogjaan ini adalah salah satu instruksi yang sudah ditekankan khususnya di kalangan Pemda DIY dan juga institusi perguruan tinggi. "Mengapa penting disampaikan, karena ini amanah Gubernur bahwa siapapun yang belajar di Yogya khususnya di lembaga pendidikan, harus tahu tentang akar budaya dan bagaimana srawung ketika mereka menuntut ilmu di Yogya," tegas Kuswarsantyo.
Direktur menambahkan, wawasan Kejogjaan ini juga mengajarkan pada permasalahan toleransi yang bersumber pada empat prinsip yaitu sawiji, greget, sengguh dan ora mingkuh. "Itu nilai Kejogjaan yang harus kita dasari dengan semangat golong gilig," tutupnya. (Humas-AKNSenBud)
0 Komentar