Ampu Matkul Praktek Kebudayaan Di FIB UGM, Beginilah Gaya Ajar Bayu Purnama

avatar
Ditulis oleh
Administrator
0 komentar
Ampu Matkul Praktek Kebudayaan Di FIB UGM, Beginilah Gaya Ajar Bayu Purnama
blog
Mahasiswa FIB,UGM Foto Bersama Bayu Purnama Dosen Tamu Mata Kuliah Praktek Kebudayaan Indonesia Di Ruang Praktek FIB. Rabu, 27/11. foto : Ist

Sleman, aknyogya.ac.id – Selain menjalankan tugasnya sebagai Dosen Seni Karawitan dan sebagai Koordinator Program Studi Seni Karawitan di kampus Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta, Bayu Purnama, S.Sn. M.Sn., juga menjadi dosen tamu setiap hari Rabu di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Mata Kuliah yang diampunya yakni mata kuliah Praktek Kebudayaan Indonesia dengan spesifikasi Praktek Seni Karawitan pada kelas I dan C. Menariknya selain mahasiswa domestik yang ia ajar, juga hadir mahasiswa mancanegara berasal dari Australia. Pada semester gasal tahun ajaran 2024/2025 ada dua materi yang disampaikan yakni gending lancaran dan gending ladrang, “Yang saya tekankan di sini bahwasanya mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gajah Mada ini, harus paham dan mengetahui seluk beluk tentang gamelan, karena gamelan sendiri sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda, maka sebagai generasi muda atau gen Z wajib mengetahui kebudayaan yang ada di Indonesia khususnya gamelan atau karawitan,” tegas Bayu Purnama.

Setiap kali menyampaikan materi di jam kuliahnya, ia selalu menekankan kepada mahasiswanya bahwa sebelum mereka mahir memainkan alat musik karawitan, yang pertama dan terpenting mereka harus menanamkan pada diri mereka untuk menghargai dulu karya leluhur yang sudah mendedikasikan keilmuannya dalam bidang seni budaya. Berhubung mata kuliahnya adalah praktek, maka Bayu Purnama lebih banyak memberikan kuliah praktek daripada teori.

“Keyakinan saya para mahasiswa UGM yang saya ajar di setiap harinya dalam hal untuk kuliah teori sudah terpenui terkait wacana tentang seni dan sebagainya, maka materi yang saya berikan 98% kuliah praktek, sisanya mata kuliah teori,” imbuh Bayu Papang, panggilan akrabnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa poin pertama di dalam karawitan itu adalah Wiraga (menirukan-red), yakni menirukan nabuh gamelan terlebih dahulu. Kedua Wirama (harmonisasi irama-red) dalam seni karawitan keselarasan, keseimbangan tetang irama, macam-macam irama salah satunya irama agung dan irama lambat. Ketiga yakni Wirasa (rasa-red), salah satunya mensinkronkan semua personel penabuh, karena dalam seni gamelan itu kolektif, maka dalam pembelajarannya salah satu hal yang harus diperhatikan adalah kekompakan dalam satu tim.

Seperti yang diceritakan salah satu mahasiswa asal Jakarta yang mengikuti mata kuliah Bayu di FIB UGM, bahwa metode pengajaran yang digunakan oleh sang dosen sangat mudah difahami dan diikuti.  “Awalnya saya agak takut tidak bisa lancar dalam mengikuti kelas karawitan karena belum ada pengalaman sama sekali untuk bermain karawitan, namun ternyata pak Bayu bisa mengajar dengan baik. Keterampilan pak Bayu dalam berkesenian khususnya karawitan sangat hebat, karena beliau bisa mengajar dan memantau permaianan semua jenis alat musik karawitan dalam satu waktu sekaligus, dan alat musik mana yang salah tabuh,” ujar gadis yang bernama lengkap Nayla Hafsah Ghina, ini.

 

Rochmad AKN

 

 


0 Komentar

Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!

BERITA TERKAIT

Kirim pertanyaan, saran, atau masukan anda kepada kami