Bantul, aknyogya.ac.id – Berbekal pengalamannya dalam dunia usaha dan indu...
Gunungkidul, aknyogya.ac.id – Sebagai seniman sekaligus akademisi Seni Karawitan, Drs. Wasiran, M.Sn., merupakan salah satu Instruktur Prodi Seni Karawitan di kampus Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta yang beberapa waktu lalu tepatnya Kamis 28 November 2024 diumumkan terpilih sebagai tokoh seni budaya oleh Dinas Kebudayaan (Kundha kabudayan) DIY sebagai penerima anugerah kebudayaan Upakarya Budaya.
Penyematan Anugerah Upakarya bidang Seni Karawitan kepada Wasiran diberikan langsung oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X di Bangsal Kepatihan, Danurejan, Kota Yogyakarta.
Saat ditemui tim media aknyogya.ac.id Wasiran menyebutkan Jineman yang ia ajarkan di kampus AKN Senbud Yk sebagian merupakan karya ciptanya sendiri, diantaranya Jineman Klambi Lurik. Untuk para seniman sudah tak asing lagi dengan Jineman ciptaannya. “Ini laris di Jogjakarta maupun di Surakarta. Para dalang sering bunyikan ini. Radio Kanca Tani sering memutarnya setiap pagi. Di Solo menjadi kesenangan dalang Ki Anom Suroto,” terang Wasiran, M.Sn.
Jineman Klambi Lurik laras slendro sanga merupakan karya cipta tahun 1990 dan Jineman Eling Urip laras slendro patet sanga diciptakan tahun 1997. Dari 28 penerima penghargaan Upa Karya Budaya, Bapak Wasiran adalah satu-satunya tokoh seniman dari bidang karawitan yang mendapat penghargaan.
Kaprodi seni karawitan saat dimintai keterangannya mengatakan bahwasannya dalam seleksi penghargaan anugerah seni budaya sangat ketat. Kemungkinan keaktifan Drs. Wasiran, M.Sn. berkarawitan baik di AKN Senbud Yk maupun di kampung halamannya di Gunungkidul, tepatnya di Desa Pathuk, inilah yang menjadi wacana dari para penilai sehingga beliau layak diberikan anugerah ini. “Semoga dengan anugerah ini Pak Wasiran tetap selalu semangat tetap berkarya tetap selalu berkontribusi, walaupun mungkin raga sudah tua tetapi secara daya pikir, daya kreativitasnya tidak akan pernah padam dan selalu memberikan yang terbaik untuk dunia karawitan,” kata Bayu Purnama, M.Sn. saat ditemui di ruang kerjanya.
Semoga ke depan karya-karyanya bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa dan juga para dosen karawitan lainnya. Berkarya tidak mengenal usia walaupun sudah sepuh selalu produktif apalagi yang masih muda sehingga menjadi pemecut generasi muda semuanya.
Rochmad AKN
0 Komentar