Denpasar - AKN Seni dan Budaya tampil luar biasa pada Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025 di Denpasar ...

Denpasar - Dekan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar
Dr. I Ketut Garwa S.Sn., M.Sn merasa sangat bangga bahkan mengakui merinding saat AKN Seni Budaya Yogyakarta hadir dengan full group dan full personel ke ISI Denpasar bersamaan dengan pentas Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025, Kamis (17/7/2025). Kehadiran AKNSBY ini dipimpin Wakil Direktur Drs. Kartiman, MSn.
"Semua mahasiswa hadir, dosen-dosennya juga hadir di Bali. Ini menandakan implementasi dari kerjasama kita sangat berhasil," kata Ketut Garwa.
"Sebenarnya yang penting dalam sebuah kerjasama itu adalah implementasi. Untuk AKNSBY saya berikan apresiasi luar biasa. Dan terima kasih juga selama ini kerjasama sudah bisa kita lakukan antara kedua perguruan tinggi," paparnya.
Ia pun berharap kordinasi yang telah berjalan sangat bagus ini
di kemudian hari bisa dimantapkan bahkan ditingkatkan lagi untuk kelembagaan dua kampus.
"Kami sudah melakukan kordinasi yang luar biasa dan apapun misi yang akan dibawa oleh AKNSBY mudah-mudahan memberikan sentuhan bisa menjadi inspirasi untuk mahasiswa, untuk sivitas akademika semuanya di ISI Bali," ucap Ketut Garwa.
Sementara Wakil Dekan I Nyoman Laba, SSn., MSn. saat memberikan tanggapan terkait workshop tiga prodi AKNSBY yaitu Kriya, Karawitan dan Seni Tari yang diselenggarakan di ISI Bali, pihaknya mengaku sangat berbangga hati karena AKNSBY mempercayakan ISI Bali sebagai tempat untuk sharing ilmu.
Salah satunya terkait dengan workshop menggambar wayang, yang dalam hal ini wayang kamasan gaya klasik Bali.
Kemudian ada seni tari dan seni kerawitan. Pada intinya
ISI Yogyakarta, AKNSBY dan ISI Bali sebenarnya memiliki hubungan kedekatan secara simbolis kebudayaan karena kebudayaannya hampir mirip dimana kebudayaan Bali sangat erat kaitannya dengan kebudayaan Jawa.
"Kalau kita lihat secara historis
apalagi dalam hal ini workshop wayang, wayang-wayang Bali itu sebenarnya kan memang
hasil dari akulturasi adaptasi budaya yang awalnya berkembang. Maka dari itu orang Bali mengembangkan
sendiri kebudayaan menghasilkan bentuk wayang
kamasan khas Bali," terang Nyoman Laba.
Menurutnya, di Bali ada tiga jenis wayang yaitu ada wayang kamasan kemudian gaya Ubud dan gaya Buleleng. Dalam hal ini workshop yang diberikan adalah untuk sharing ilmu kepada teman-teman AKNSBY terkait jenis wayang klasik gaya kamasan.
"Mudah-mudahan dengan adanya workshop ini teman-teman AKNSBY dapat menambah wawasan terkait dengan bentuk dan jenis wayang kamasan yang khas Klungkung. Kemudian nanti bisa dikembangkan tidak saja hanya pembanding tetapi sebagai sumber rujukan atau sumber ide untuk pengembangan bentuk-bentuk wayang yang akan dikembangkan di AKNSBY," sambungnya.
"Ke depan semoga hasil dari kolaborasi ini bisa kita implementasikan lebih jauh dalam bentuk diseminasi pameran antara AKNSBY dan ISI Bali," pungkasnya. (Humas-AKNSenBud)
0 Komentar