Pacitan, aknyogya.ac.id – Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyaka...

Banyuwangi – Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta diwakili direktur AKN Seni dan Budaya, Dr. Supadma, M.Hum, kasubag TU Rais Faisal Akhyar, S.ST., M.Eng. dan kaprodi seni kriya Junende Rahmawati, S.Sn., M.Sn. pada hari Kamis, 24/11 melakukan kunjungan kerja ke Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi. Kunjungan ini masih dalam rangkaian program sosialisasi AKN Seni dan Budaya Yogyakarta untuk menerima mahasiswa dari luar Daerah Istimewa Yogyakarta.
Di Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, kedatangan AKN Seni dan Budaya Yogyakarta disambut secara ramah dan hangat oleh Pelaksana pada Sub Koordinator Penyusunan Program dan Pelaporan, Lailatul Mutmainah, S.Sos. dan Taufiq Dwi Rizkia Maulana, Analis Keuangan pada Sub Koordinator Keuangan dan Pelaporan, Rohadin Hidayatullah, S.Pd., Pelaksana pada Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Mukhlisin.
Dr. Supadma, M.Hum. menyampaikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi bahwa AKN Seni dan Budaya Yogyakarta bermaksud menjalin kerjasama dalam misi pelestarian kebudayaan Mataram khususnya kebudayaan Yogyakarta. Dalam bidang Pendidikan dimungkinkan dengan cara menjadikan lulusan AKN Seni dan Budaya Yogyakarta menjadi instruktur pendamping guru seni dan budaya di sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Hal ini dilatarbelakangi oleh kondisi kebudayaan masyarakat Banyuwangi yang masih berkaitan dengan kebudayaan Mataram.
Rohadin Hidayatullah, S.Pd. menyambut maksud tersebut dengan memberi penjelasan bahwa seni dan budaya yang ada di masyarakat Banyuwangi adalah hasil dari akulturasi dari suku Osing yang merupakan suku asli Banyuwangi, suku Madura, Mataram dan pendatang lainnya. Daerahnya pun terbagi-bagi dimana Mataraman ada di bagian selatan.
Lailatul Mutmainah, S.Sos. dan Taufiq Dwi Rizkia Maulana menambahkan bahwa selama ini dinas hanya menerima instruksi dari bupati dalam hal kerjasama lembaga. “Masyarakat Banyuwangi yang kuliah di perguruan tinggi, yang berasal dari keluarga kurang mampu dibiayai oleh daerah dengan syarat setelah lulus harus mengabdi di sekolah-sekolah selama satu tahun. Seringkali banyak yang diangkat oleh kepala sekolah tersebut. Saya tertarik dengan program AKN, karena seringkali saya melakukan pengadaan seni saya prioritaskan ke sekolah-sekolah tetapi karena tidak ada yang mengajar akhirnya seperti gamelan kita tarik kembali dan dipindahkan ke sekolah yang memiliki guru karawitan. program pendamping guru seni budaya itu yang menarik dan pendidikannya hanya setahun”, lanjut Taufiq Dwi Rizkia.
Selanjutnya di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, AKN Seni dan Budaya Yogyakarta diterima oleh Sekbid Kebudayaan, Choliludin Ridha. Kepada beliau Dr. Supadma, M.Hum. menyampaikan hal yang sama yaitu ingin menjalin kerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi. Dr. Supadma, M.Hum. menambahkan bahwa lulusan AKN Seni dan Budaya Yogyakarta akan menjadi pendamping desa budaya.
Choliludin Ridha menyambut dengan baik dengan menjelaskan bahwa seni dan budaya Banyuwangi berkembang seiring dengan perkembangan pariwisatanya. Kalau dulu Banyuwangi hanya tempat transit di pelabuhan, sekarang sudah mulai menjadi tempat singgah. Banyak event kebudayaan tahunan yang digelar seperti Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) yang akan digelar bersamaan dengan hari jadi Banyuwangi, Sewu Gandrung, Kebo-keboan, wayang wong/jangger yang tidak berkembang karena terlalu pakem dan pemainnya sudah lansia.
Pembicaraan diakhiri dengan permintaan baik dari Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi kepada AKN Seni dan Budaya Yogyakarta agar segera Menyusun MOU dengan pemerintah kabupaten Banyuwangi agar kerjasama dapat segera terjalin.
Rochmad AKN
0 Komentar