Yogyakarta - AKN Seni dan Budaya Yogyakarta melaksanakan upacara bendera peringatan HUT Ke-80 Pro...

Yogyakarta - Seni tradisional merupakan salah satu warisan budaya bangsa yang memiliki nilai historis, filosofis serta estetika tinggi. Di tengah arus modernisasi dan globalisasi, eksistensi seni tradisional menghadapi tantangan serius, mulai dari menurunnya minat generasi muda, berkurangnya ruang ekspresi hingga terbatasnya regenerasi pelaku seni.
Kabupaten Temanggung, yang kaya akan tradisi dan seni lokal seperti kuda lumping, wayang kulit, topeng ireng, hingga seni karawitan, memiliki potensi besar dalam menjaga dan
mengembangkan kekayaan budaya tersebut sebagai identitas dan kekuatan sosial masyarakat.
Pelaku seni tradisional di Temanggung merupakan agen penting dalam proses pelestarian budaya. Namun, tidak semua pelaku seni memiliki akses pada ruang edukasi, pelatihan maupun kolaborasi lintas disiplin yang mendukung keberlanjutan praktik seni mereka.
Oleh karena itu, diperlukan strategi sistematis untuk meningkatkan kapasitas,
jejaring dan kreativitas pelaku seni agar mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman
tanpa kehilangan akar budayanya.
Terkait itu, Ari Dwi Rahmawati, M.Pd. selalu Kepala Pusat Penelitian, Pengabdian Kepada
Masyarakat dan Penjaminan Mutu AKN Seni dan Budaya Yogyakarta menyampaikan kampus ini menyelenggarakan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan kegiatan Workshop Seni dan Budaya bagi Masyarakat Kabupaten Temanggung Tahun 2025. Tema yang diangkat “Pengembangan Kesenian Tradisional yang berpijak pada Kesenian Lokal Kabupaten
Temanggung.” Workshop berlangsung Senin-Rabu (11-13/8/2025).
"Workshop Seni Tradisional ini bertujuan menjadi salah satu upaya strategis untuk menjawab kebutuhan tersebut. Melalui kegiatan ini, para pelaku seni tidak hanya mendapatkan penguatan dari segi teknik dan estetika tetapi juga pengetahuan kontekstual mengenai nilai budaya, manajemen pertunjukan, hingga strategi adaptasi terhadap era digital," ucap Ari.
Sementara Bayu Aprianto, SPd. MPd. selaku Kasubag TU AKN Seni dan Budaya menyatakan, workshop itulah merupakan bentuk pengabdian dari kampus ini secara eksternal.
"Itu artinya bahwa di luar kampus, terbukti kompetensi Dosen yang ada di AKN Seni dan Budaya ini sudah diakui bahkan sampai di luar DIY," tegas Bayu. "Jadi, ini semakin menumbuhkan eksistensi bagi AKN Seni dan Budaya bahwa para dosen kami sudah sampai di level itu," tutupnya. (Humas-AKN SenBud)
0 Komentar