Menyatunya Kraton Ngayogyakarta Dengan Puro Pakualaman Dalam Karya Beksan Manunggal Jati

avatar
Ditulis oleh
Administrator
0 komentar
Menyatunya Kraton Ngayogyakarta Dengan Puro Pakualaman Dalam Karya Beksan Manunggal Jati
blog
Untuk Pertama Kalinya Beksan Manunggal Jati Dibawakan Tujuh Oramg Penari Laki- laki Pada Saat Wisuda AKN Seni Budaya Yogyakarta. Foto ; Dok AKN

Bantul, aknyogya.ac.id – Ditengah – tengah Kegiatan Wisuda 91 mahasiswa angkatan X pada agenda Sidang Senat Terbuka Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta Kamis, 5/9, di Pendopo Bale Widya Budaya, Jl. Parangtritis, Km,4,5, Panggungharjo, Sewon, Bantul ditampilkan Tarian Beksan Manunggal Jati. Sebuah tarian berjenis tari kerakyatan, yang merupakan karya besar kolaborasi antara mahasiswa dengan dosen.

Beksan Manunggal Jati diambil dari ide dan gagasan menyatunya Kasultanan Yogyakarta dan Pura Pakualaman Yogyakarta. Manunggal berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti bersatu atau menyatu, istilah ini sering digunakan dalam konteks yag menunjukan kesatuan, persatuan atau integritas dari beberapa unsur menjadi satu kesatuan yang utuh. Pijakan garapan Beksan Manunggaling Jati tersebut merupakan pengembangan dari tari klasik gaya Kasultanan Yogyakarta dan tari klasik gaya Pura Pakualaman Yogyakarta.

Ali Nur Setya Nugroho, S.Sn., M.Sn., PIC (Person In Charge) Sidang Senat Terbuka wisuda mahasiswa tahun ajaran 2023/2024 yang juga seorang Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta Hadingrat, menjelaskan bahwa terciptanya Beksan Manunggal Jati merupakan gagasan awal dari para dosen dan mahasiswa yang ingin mengkolaborasikan tari klasik gaya Keraton Yogyakarta dengan tari klasik gaya Pura Pakualaman. “Kampus AKN Senbud Yk mempunyai visi dan misi untuk melestarikan dan memajukan seni dan budaya gagrak Yogyakarta, sedangkan di Yogyakarta sendiri terdapat dua sumber seni dan budaya, sehingga diciptakanlah tari Beksan Manunggal Jati ini untuk menyatukan kedua sumber tersebut, yang tertuang dalam tarian Beksan Manunggal Jati,” ujar Alin yang bergelar Raden Riya Sasmintoprobo.

Beksan Manunggal Jati dibawakan oleh tujuh orang penari laki-laki. Untuk pertama kalinya tarian ini dipertunjukkan secara terbuka pada saat wisuda mahasiswa Diploma Satu Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta angkatan X di hadapan Sri Sultan Hamengku Buwono X dan tamu undangan kehormatan lainnya. Durasi penampilan tarian ini membutuhkan waktu kurang lebih 20 menit.

 

Rochmad AKN

 

 

 

 

 

 

 


0 Komentar

Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!

BERITA TERKAIT

Kirim pertanyaan, saran, atau masukan anda kepada kami