Bantul, aknyogya.ac.id – Suhardjono, S.Sn., M.Sn. pria kelahiran Bantul 29...

Kasihan-Menggeluti dunia seni tatah dan sungging wayang kulit gagrak Ngayogyakarta sejak kecil hingga kini, seakan membuat Sagio tak pernah berhenti membuat wayang kulit. Hasil karyanya yang sudah tak terhitung banyaknya, sebagian besar telah melanglang ke berbagai belahan dunia. Kepada media kampus AKN Seni Budaya Yogyakarta. Selasa,2/8/22. Sagio mengatakan dalam berkarya seorang seniman tidak di ukur dari banyaknya karya, namun lebih kepada kualitas seni.
“Gawe wayang ojo buru okehe, gaweo sak apik-apike, perkoro payu mengko ngetutke hasile”, tuturnya singkat. yang artinya membuat sebuah karya wayang tidak boleh mengejar banyaknya,buatlah karya yang sebaik-baiknya, masalah laku (harga-red) dan penghargaan pasti mengikuti.
Perdana Pamerkan Hasil Karya
Menjadi perajin tatah sungging wayang kulit hal yang menarik adalah menunjukkan karya di hadapan publik. Hal inilah yang menjadikan seorang seniman tatah wayang kulit tertantang. Sekitar tahun 1970 karya Sagio untuk pertama kalinya dikirim sebagai perwakilan dari pemerintah Indonesia untuk mengikuti pameran dalam rangka ekpoisi dunia dengan tema “EXPO70” selama sembilan bulan yang bertempat di Osaka, Jepang.
Mendirikan Sanggar Tatah Wayang Kulit
Pada tahun 1971 awal dimulainya mendidik para kader di bidang tatah sungging wayang kulit dan mulai merintis berdirinya sanggar tatah wayang kulit “Griya Ukir Tatah Wayang”. Dan pada tahun-tahun berikutnya mulai mengenalkan tatah wayang kulit dengan cara mengikuti pameran seperti halnya pada tahun 1974 mengikuti pameran di yogyakarta dan kota- kota besar seperti Jakarta, Cirebon, Bali, dan kota lainnya.
Tahun 1977 sanggar Griya Ukir tatah wayang kulit milik sagio dipercaya oleh pemerintah Republik Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia di Perancis untuk mengikuti pameran Tourist Promotion yang diselenggarakan di Paris, Perancis selama enam bulan. Lalu dilanjutkan mengikuti pameran di Bangalore, India selama satu bulan atas prakarsa pemerintah, melalui Kedutaan Besar Republik Indosenia yang ada di India.
Pameran Luar Negeri.
Pameran “Taipe Ekspo” di Taipe, Taiwan. Tanggal 18 februari 1992. Lalu pada Tanggal 24 Juli 1992 pameran di Floriade, Belanda dan pameran di “Tokyo expo” Tokyo, Jepang pada tanggal 27 April 1993 serta dari tanggal 5 April 1995 hingga 29 April 1995 mengadakan tour pameran ke Boston, USA, Amesterdam, Belanda, Budappes, Honggaria, Inggris, Prancis dan yang terakhir di Singapura, dan pada tanggal 13 januari 1997 melakukan pameran di Swizerlan. Dan pada Agustus 2001 melakukan pameran di Aucland, New zeland. Dan kemudian pada 24-25 Mei 2007 mengadakan pameran the handicraft showcase of excellence di Gedung Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia Jepang di Tokyo, Jepang. Event tersebut atas terselenggaranya kerjasama antara Dekranasda Pusat bersama kantor KBRI di Japan. Lalu dilanjutkan pada tanggal 24 Oktober hingga 5 November tahun 2007 pameran di CITM EXPO di China. 17 Maret 2010 melakukan pameran ITB, Berlin, Jerman yang di selenggarakan oleh Kementrian Pariwisata dan Budaya.
Mengabdikan Diri Sebagai Pendidik.
Membantu mengajar di Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR), Kasihan, Kabupaten Bantul dalam mata pelajaran bidang tatah sungging wayang kulit pada tahun 1987. Dan pada tahun 1988 juga membantu mengajar pada program studi bidang kerajinan barang jadi dari kulit di Akademi Teknologi Kulit (ATK) hingga sekarang. Lalu pada tahun 2002 membantu mengajar Diploma Tiga D3 di kampus Institut Seni Indonesia ISI Yogyakarta. Training pengrajin tatah wayang kulit di Suriname dalam agenda kerja sama antara pemerintah Republik Indonesia dengan Republik Suriname, tahun 2005. Tanggal 31 Oktober hingga 3 November 2013 sebagai instruktur workshop Sagio The Master Puppet Maker bertempat di The Smithsonians Museums of Asian art Washington DC, Amerika Serikat dalam misi ghkebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta goes to Washington.
Pada tahun 2014 hingga sekarang menjadi instruktur pada pada program studi Kriya Kulit di Akademi Komunitas Negeri AKN Seni Budaya Yogyakarta.
Menerima Penghargaan.
Tahun 1998 menerima penghargaan seni dari pemerintah DIY. Tahun 1990 menerima penghargaan UPAKARTI dari Presiden Republik Indonesia sebagai kategori jasa pengabdian. Pada 30 Maret 2012 menerima penghargaan dari Balai Besar Kulit Karet dan Plastik atas partisipasinya sebagai instruktur dalam pelatihan tatah tembus dan sungging untuk barang kulit di DIY. Dan pada bulan dan tahun yang sama juga menerima penghargaan dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia atas prestasi pengabdian sebagai pelestari budaya tradisional Indonesia dalam bidang seni tatah sungging wayang kulit 2012. Menerima penghargaan dari Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, tanggal 3 Mei 2012. Sebagai peserta workshop peningkatan kemampuan sumber daya manusia bidang teknologi industry kulit dan produk kulit dalam mendorong percepatan peningkatan eksport.
Rochmad-AKN
0 Komentar