Gunungkidul, aknyogya.ac.id – Sanggar Seni Tari Triwikrama, sebuah sanggar...

Gunungkidul – Memiliki bakat dan ketertarikan terhadap seni tari, apalagi didukung penuh oleh kedua orang tuanya, mendorong Triwik Wahyuni, alumni AKN Seni dan Budaya Yogyakarta angkatan-7, masuk ke sanggar tari sejak usia kelas empat SD. Triwik kecil kemudian mulai menjadi penari dalam berbagai kesempatan acara. Bakat menarinya semakin terasah hingga usia dewasa. Berbagai jenis tarian dari tarian klasik sampai kreasi baru ia kuasai dengan mudah hingga dipercaya untuk mengajar tari di balai desa dan eskul di beberapa sekolah di Gunungkidul.
Dari pengalaman tersebut menjadikan Triwik, panggilan akrabnya, mempunyai kepercayaan diri untuk mendirikan sebuah sanggar tari pada tahun 2010 yang ia namai Sanggar Tari Selendang Kinanthi dan diganti nama menjadi Sanggar Tari Triwikromo pada tahun 2016 yang mempunyai arti “berubah wujud”. Sanggar tari yang ia dirikan dari nol ini beralamat di Dusun Kropak RT 02 RW 13 Candirejo Semanu Gunungkidul. Selain mengajarkan tarian-tarian klasik gagrak Yogyakarta, juga mengajarkan tarian-tarian kreasi baru yang sebagian besar merupakan ciptaan sendiri. Tarian ciptaannya diantaranya adalah Tari Tiwikromo yang merupakan ikon dari sanggar Triwikromo, Tari Jalmaning Jlamprong, Tari Tayup Guyup, Tari Jurid Wureng Jati, dan Tari Jaran Solah. Kesemua tarian ini pernah dimainkan oleh para muridnya dalam beberapa event.
Saat diwawancari oleh tim media aknyogya.ac.id melalui sambungan telephone, Selasa, 11/4, Triwik menjelaskan bahwa tarian-tarian kreasi yang diajarkan kepada murid-muridnya ini adalah ciptaannya dan dibantu oleh penata musik. Tarian-tarian klasik gagrak Yogyakarta juga menjadi materi wajib yang ia ajarkan kepada murid-murid sanggarnya bersama tiga asisten pengajarnya. Sebagai pendiri, pemilik, pengelola dan pengajar pada sanggarnya, ia mempunyai misi mengajarkan kelembutan hati dengan seni tari pada murid-muridnya.
“Harapan kedepan siswa asuhannya yang lulus mempunyai ketrampilan di bidang seni dan mempunyai mental yang kuat dengan pengalaman pentas dan latihan menari, sehingga kedepannya menjadi seniman tari yang handal dan profesional. Saat ini yang belajar pada sanggar Triwikromo sejumlah 75 orang. Dan sanggar Triwikromo sejak didirikan hingga saat ini sudah berhasil meluluskan 500 penari.” ujar Triwik Wahyuni, singkat.
Rochmad-akn
0 Komentar