YOGYAKARTA - Seni Karawitan AKN Seni dan Budaya Yogyakarta kolaborasi dengan Sanggar Condroradono...
YOGYAKARTA - Direktur AKN Seni dan Budaya Prof. Dr. Drs. Kuswarsantyo, MHum. memperoleh penghargaan Seniman dan Budayawan. Penghargaan diserahkan oleh Walikota Yogya Hasto Wardoyo. Kuswarsantyo menyampaikan, momentum pemberian penghargaan ini merupakan apresiasi atas kinerja para penerima di bidangnya masing-masing. "Saya masuk dalam kategori pelestari warisan budaya benda dan tak benda karena di rumah saya itu kan bangunan kuno. Itu dianggap oleh tim penilai menjadi warisan budaya yang digunakan untuk aktivitas kesenian. Jadi ibaratnya saya itu seorang imam tapi punya masjid. Gambarannya seperti itu, jadi pemimpin budaya tapi juga memanfaatkan bangunan budaya untuk aktivitas kesenian dan kebudayaan yang ada," terang Kuswarsantyo.
Ia menyebut penghargaan ini sekaligus memberikan motivasi ke depan agar dirinya terus berkarya melalui aktivitas yang dilakukan di sanggar. "Kami punya komitmen untuk selalu mengembangkan budaya, kebetulan saya punya tren sebagai pengembang Tari Klasik Gaya Yogyakarta yang saya modifikasi dan saya gabungkan dengan seni rakyat Jathilan. Sehingga karya-karya saya yang tayang di Youtube itu berkaitan dengan konsep hibridasi karya seni tradisi, penggabungan seni rakyat dan Seni Klasik Gaya Yogyakarta," lanjut Direktur. Ia menyebutkan, proses penilaian dari para juri melalui sejumlah tahapan. "Jadi proses kemarin itu lima juri yang berkompeten di bidangnya masing-masing mencari informasi dilanjut melakukan proses penilaian. Tim penilai mencari data-data itu.
"Mereka berlima itu berbagi tugas untuk mencari kriteria-kriteria apa yang belum pernah dimunculkan sebagai penerima penghargaan. Sehingga setelah sudah banyak orang yang sudah diberi penghargaan, mereka harus mencari sisi lain yang belum pernah mendapatkan penghargaan. Artinya bidang-bidang tertentu yang spesifik seperti tadi itu memang jarang sehingga saya menjadi bagian dari yang jarang diekspos sebagai pelestari benda dan tak benda yang itu menjadi satu rangkaian. Nah yang lain-lain saya kira keunikan-keunikan itu yang disisir termasuk saya sebagai pelaku seni di komunitas yang kebetulan saya pimpin yaitu Bale Seni Condroradono. Itulah kriteria yang dicari sehingga muncul nama-nama yang sudah disampaikan termasuk Romo Enggar pelestari keris dan perawat keris yang sangat dikenal masyarakat," papar Kuswarsantyo.
Dengan penghargaan ini Kuswarsantyo berharap bisa turut menginspirasi kawula muda diantaranya bisa membuat kemasan-kemasan Tari Klasik Yogyakarta tidak yang berdurasi panjang tapi kemasan-kemasan pendek seperti yang ia buat. Sehingga anak-anak muda itu mau untuk berlatih dengan durasi-durasi yang dinamis dengan garapan tertentu tidak seperti gaya klasik yang ada di keraton. "Jadi memang saya mencoba untuk jangan sampai tarian yang di keraton itu diowah-owah, biarkan yang keraton tetap lestari karena itu memang milik keraton. Tapi kita di luar keraton bisa mengembangkan dimana inspirasi dan rohnya dari keraton tapi kita kembangkan dalam nuansa yang berbeda. Tujuannya agar generasi muda itu senang untuk berlatih," tutup Kuswarsantyo. (Humas-AKNSenBud)
0 Komentar