YOGYAKARTA - AKNSBY berupaya untuk terus melahirkan generasi emas di bidang seni budaya dan bertu...
Yogyakarta - Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan aspek fundamental yang harus diintegrasikan ke dalam setiap operasional organisasi, termasuk institusi pendidikan tinggi. Lingkungan kampus yang dikenal sebagai pusat kegiatan akademik, penelitian, dan pengabdian masyarakat, secara inheren memiliki berbagai potensi bahaya dan risiko yang memerlukan manajamen yang sistematis dan proaktif. Oleh karena itu, penerapan K3 di kampus harus mencakup aspek keselamatan fisik
(preventif dan tanggap darurat) serta aspek Kesehatan promotive dan preventif secara komprehensif.
Hal tersebut diungkapkan Kasubag TU Bayu Aprianto, SPd. MPd. saat Workshop Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di Lingkungan AKN Seni dan
Budaya Yogyakarta, Kamis (27/11/2025). Dijelaskan Bayu, dalam upaya mewujudkan lingkungan kampus yang resilien terhadap risiko fisik dan proaktif dalam menjaga kesehatan, Workshop K3 ini diselenggarakan dengan fokus pada dua pilar utama.
"Pilar pertama adalah kesiapsiagaan darurat, yang mana risiko kebakaran merupakan ancaman signifikan mengingat banyaknya fasilitas dan mobilitas. Pilar kedua adalah kesehatan usia produktif, yang menargetkan dosen, staf, dan mahasiswa yang berada pada rentang usia dengan risiko tinggi terhadap penyakit tidak menular akibat pola hidup modern," papar Bayu. Menurutnya, pendekatan terpadu ini penting untuk memastikan K3 yang diterapkan bersifat holistik.
Untuk menjamin transfer pengetahuan yang akurat dan relevan, workshop ini secara spesifik menggandeng narasumber kompeten dari pihak eksternal. "Kami mengundang Dinas Pemadam
Kebakaran (Damkar) untuk memberikan pelatihan langsung mengenai pencegahan kebakaran,
penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan prosedur evakuasi darurat. Selanjutnya, kami menghadirkan perwakilan dari Puskesmas setempat yang akan fokus pada edukasi kesehatan usia produktif di kalangan akademisi dan staf," urai Bayu.
Kegiatan ini menurut Bayu juga bertujuan meningkatkan pemahaman terhadap peraturan dan standar K3 yang relevan, membekali peserta dengan kemampuan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian yang efektif. Serta memperkuat kesiapan dalam menghadapi dan merespons situasi darurat seperti kebakaran. Selain itu juga meningkatkan pemahaman pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental di usia produktif untuk menunjang performa kerja dan akademik.
Sementara Direktur AKN Seni dan Budaya Yogyakarta
Prof. Dr. Drs. Kuswarsantyo, M.Hum dalam pengantarnya menyebutkan institusi
pendidikan tinggi memiliki tanggung jawab yang besar tidak hanya dalam mencetak generasi unggul. Namun juga dalam menyediakan lingkungan yang aman, sehat dan kondusif bagi seluruh sivitas akademika. Potensi risiko harus dikelola secara profesional sesuai dengan standar K3. Pelaksanaan Workshop K3 ini merupakan langkah strategis dan komitmen nyata dari AKN Seni dan Budaya Yogyakarta untuk membangun budaya sadar K3 di setiap lini operasional kampus.
Tujuan utamanya untuk membekali seluruh peserta dengan pengetahuan, keterampilan, serta kesadaran mengenai pentingnya penerapan prosedur K3, sehingga dapat mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja. (Humas-AKNSenBud)
0 Komentar