Cukup Satu Jam, 117 Murid SD Internasional Kuasai Tari Dan Gending Yang Diajarkan AKN Senbud YK

avatar
Ditulis oleh
Administrator
0 komentar
Cukup Satu Jam, 117 Murid SD Internasional Kuasai Tari Dan Gending Yang Diajarkan AKN Senbud YK
blog
Keterangan & diskripsi gambar

Yogyakarta, aknyogya.ac.id – Museum Sonobudoyo bekerjasama dengan kampus Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta dalam memberikan materi workshop karawitan dan seni tari bagi 117 siswa kelas VI sekolah dasar dari Mentari Intercultural School Bintaro Jl. Parigi Baru, No 6, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. Kamis, 6/10. Workshop dilangsungkan di Pendopo Timur Museum Sonobudoyo Jl. Pangarukan, no. 6, Ngupasan, Kota Yogyakarta.

Materi yang diberikan adalah gending dan tarian gundul-gundul pacul dalam durasi kurang lebih satu jam. Tampak seluruh peserta antusias dan menikmati jalanya workshop. Bahkan di sesi presentasi terakhir anak-anak sudah bisa memainkan gamelan dan membawakan tarian gundul-gundul pacul seperti yang telah diajarkan.

Bayu Purnana, S.Sn., M.Sn., salah satu dosen karawitan AKN Senbud Yk yang memberikan materi pelatihan menyampaikan kepada aknyogya.ac.id bahwa kiat dalam mengajar secara cepat dan supaya peserta mudah menguasai materi yang kita sampaikan adalah menggunakan metode pengajaran secara oral (lisan-red) dengan menirukan tabuhan dan menirukan nada-nada yang ditabuh dalam instrumen gamelan. “Gundul- Gundul Pacul sendiri adalah sebuah gending yang cukup familier di masyarakat, aktraktif, dinamis, dan rian, sehingga anak-anak mudah menghafalkanya sembari menabuh juga menyanyi (nembang-red) pasti akan efektif efisien,” ujar Bayu Papang sapaan akrabnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Luvita Pradana Puspitasari, S.Sn., MA., dosen seni tari yang juga turut memberikan materi bahwa tarian gundul-gundul pacul adalah materi yang dipilih karena relatif sederhana, sehingga peserta lebih cepat menguasai gerakan dalam tarian. “Karena waktunya cukup terbatas, kami cari materi yang simple dan kami membuat gerakan yang sederhana dan universal. Jadi bisa dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Tadi semuanya bisa mengikuti dengan baik,” kata Luvita, disela-sela acara.

Wakil kepala sekolah Mentari Intercultural School Bintaro, Agustinus Wahyu Wasono Putro, S.Pd. menjelaskan kepada aknyogya.ac.id bahwasanya kegiatan kunjungan ke Yogyakarta semacam ini sudah menjadi destinasi tahunan sejak sepuluh tahun terakhir. Hal ini sebagai salah satu upaya agar para murid mengenal langsung budaya yang ada di Indonesia, salah satunya yang ada di Provinsi DIY.

 

Rochmad AKN

 

 


0 Komentar

Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!

BERITA TERKAIT

Kirim pertanyaan, saran, atau masukan anda kepada kami