Yogyakarta, aknyogya.ac.id – Memasuki tahun 2025 mahasiswa Akademi Komunit...

Gondomanan-Pertunjukan Wayang Topeng Panji Jayakusuma yang rutin digelar di pendopo timur Museum Sonobudoyo, Jl. Pangarukan No. 6, Ngupasan, Kemantren Gondomanan, Yogyakarta setiap tiga minggu sekali di akhir pekan oleh mahasiswa AKN Seni dan Budaya Yogyakarta merupakan sebuah pertunjukan dramatari yang memadukan gerakan-gerakan wayang dan tari untuk menggambarkan setiap adegan drama dari suatu kisah cerita Panji Jayakusuma.
Jika dirunut ke belakang, cerita Panji ini mengambil latar suasana di abad ke-11 pada zaman kerajaan Kediri. Cerita ini terus berkembang hingga pada masa kerajaan Majapahit. Inti dari cerita ini adalah seputar kehidupan seorang lelaki bernama Panji yang mendapat banyak sebutan, Inu Kertapati, Asmarabangun, Kudawanengpati, Panji Laras, Kudanarawangsa, Walang Sumirang, dan sebagainya. Serta adanya tokoh perempuan bernama Sekartaji, yang juga memiliki banyak sebuta, diantaranya Anggraini, Nawangwulan, Ragil Kuning, dan sebagainya. Ada pula tokoh antagonis yang sering muncul bernama Klana Sewandana.
Itulah sekilas ulasan tentang para tokoh dari dramatari Panji Jayakusuma yang pada pementasannya selalu dibuka dengan tarian klasik gaya Yogyakarta. Pada pertunjukan akhir pekan yang lalu, Sabtu, 3/6, ditampilkan tarian golek ayun-ayun sebagai pembuka cerita. Seperti yang diungkapkan Pratiwi Wahyu Arini mahasiswa AKN Seni dan Budaya Yogyakarta asal Imogiri bahwa tampil di Museum Sonobudoyo dan di tempat lainnya merupakan ajang mempraktekan ilmu yang didapatnya. “Tampil di pagelaran Museum Sonobudoyo, di bangsal Sri Manganti ndalem Keraton dan lainnya merupakan ajang mengaplikasikan ilmu yang selama ini didapat dalam ruangan kuliah. Dan ini merupakan kesempatan yang sangat berharga bagi kami para mahasiswa,” kata Prastiwi, pada tim media aknyogya.ac.id.
Di tempat yang sama salah satu dosen seni tari AKN Seni dan Budaya Yogyakarta mengatakan bahwa para penari yang kesemuanya merupakan mahasiswa angkatan 9 ini dari segi kreatifitas dan ketrampilan dari masing- masing mahasiswa sudah cukup. Bekal skill yang cukup inilah yang nantinya menjadi bekal setelah lulus dan terjun di masyarakat. “Harapannya mahasiswa yang telah lulus diwisuda dapat terjun di masyarakat maupun dapat melanjukan ke tingkat sarjana khusus seni tari, dengan memiliki bekal kemampuan dan ketrampilan. Kuliah di sini ini persentase pendidikan 80% pada ketrampilan. Karena kampus AKN Senbud Yk ini merupakan perguruan tinggi negeri vokasi,” imbuh Drs. Supriyanto, M. Sn.
Rochmad-AKN
0 Komentar