Mahasiswa Harus Dibekali Lingkup Pangsa Pasar Sedini Mungkin Untuk Memunculkan Jiwa Entreprenure

Mahasiswa Seni Tari Berkesempatan Mementaskan Tari Golek Ayun - Ayun Gaya Yogyakarta di Gedhong Sriwedari, Solo. Foto : Ist

Jawa Tengah, aknyogya.ac.id –Berbagai macam cara diupayakan oleh Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta untuk meningkatkan kompetensi mahasiswanya. Tidak hanya kemampuan individual dalam menguasai praktek tari, karawitan ataupun tatah sungging wayang kulit semata, akan tetapi mahasiswa perlu juga dibekali dengan ilmu tentang manajemen produksi sebuah pertunjukan seni dan pameran kesenian yang nantinya akan sangat mendukung dunia kerjanya yang sesungguhnya di masyarakat.

Meski dalam kurikulum pembelajaran AKN Senbud Yk telah dimuat mata kuliah yang berkaitan dengan manajemen produksi, namun secara lebih awal mahasiswa harus digali kemampuan enterpreneurnya. “Mahasiswa harus dipahamkan tentang lingkup pangsa pasar (dudika), sedini mungkin harus digali kemampuan entrepreneur, ini penting sekali supaya mahasiwa memahami bahwa keterampilan belum sepenuhnya menjamin untuk memperoleh pekerjaan,” jelas Drs. Kartiman, M.Sn., Wakil Direktur AKN Senbud Yk dan juga dosen Mata Kuliah Garap Karawitan.

Untuk itu selama dua hari, yaitu Senin dan Selasa, 14-15/10, seluruh mahasiswa dan dosen pengajar AKN Senbud Yk, belajar langsung tentang manajemen seni pertunjukan di Gedhong Wayang Wong Sri Wedari, Jl. Kebangkitan Nasional No. 15 dan di SMK N 8 Surakarta, Jl. Sangihe, Kepatihan, Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah, dalam sebuah Program Studi Tiru.

Di sana, mereka menyaksikan secara langsung bagaimana sebuah pertunjukan seni di selenggarakan, mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga selesai. Segala aspek yang diperlukan dalam sebuah produksi seni pertunjukan dapat dipelajari secara langsung.

Menurut salah seorang mahasiwa Prodi Seni Tari AKN Senbud Yk, program ini adalah ide yang sangat bagus, dimana ia dapat mempelajari bagaimana pengelolaan pertunjukan yang mungkin belum pernah ditemuinya di Yogyakarta dari sumber langsung yang telah malang-melintang di dunia pertunjukan seni hingga satu abad lamanya.

“Di kemudian hari saya bisa mengapdosi beberapa teknik pengelolaan yang bisa diterapkan saat nanti mendapat kesempatan memproduksi pertunjukan, tanpa meninggalkan gaya Yogyakarta. Hal yang bisa ditiru dapat dibawa ke pertunjukan seni bergaya Yogyakarta agar lebih berkembang dan motivasi menciptakan pertunjukan yang lebih baik,” ungkap mahasiswa yang bernama lengkap Aurelia Vania Aradhani ini lugas.

Pada kesempatan tersebut, mahasiwa Prodi Seni Tari AKN Senbud Yk juga berkesempatan menampilkan Tarian Golek Ayun-Ayun di Gedhong Wayang Wong Sriwedari, selain juga menyaksikan tarian-tarian yang dibawakan oleh siswa SMK N 8 Surakarta.

“Di Gedhong Sriwedari, kami diberi kesempatan untuk mementaskan Tarian Golek Ayun-Ayun gaya Yogyakarta, dan juga menyaksikan persembahan tarian-tarian di SMK N 8 Surakarta. Program ini sangat baik sebagai bekal tambahan pengetahuan bagi mahasiswa, serta mempersiapkan mahasiwa lebih dini agar dapat berkerja sama secara tim dalam mempersiapkan sebuah pertunjukan,” jelas Luvita Pradana Puspitasari, M.Sn., Kaprodi Seni Tari AKN Senbud Yk.

Program yang diharapkan dapat memberi banyak manfaat positif kepada mahasiswa ini, tentunya sangat mendukung dalam meningkatkan kompetensi mahasiwa. Kolaborasi antara pembelajaran praktek dan teori ini tampaknya penyuguhannya direncanakan dengan baik oleh AKN Senbud Yk pada periode Tahun Akademik 2024-2025 ini. Sepanjang tahun, mahasiswa akan diberikan banyak kesempatan tampil di Museum Sonobudoyo, Kraton dan di tempat lainnya, di sana mereka berkesempatan mengaplikasikan ilmu praktek dan teori berulang kali. Sehingga nantinya pada saatnya Praktek Kerja Lapangan sebagai Laporan Karya Akhir Mahasiswa di Bali, empat kabupaten dan satu kota di DIY, mahasiswa sudah cukup siap.

Rochmad AKN