Yogyakarta, aknyogya.ac.id – Memasuki tahun 2025 mahasiswa Akademi Komunit...

Bantul, AKNSB - Sebagai suatu fakta sejarah kraton itu memang merupakan pusat sejarah, tidak bisa dipungkiri. Kenapa? Karena mungkin tidak sampai seratus tahun yang lalu atau lima puluh tahun yang lalu kraton masih menjadi pusat kebudayaan. Karena di Yogyakarta ini pada saat itu kita belum terlalu banyak mengasimilasi budaya budaya asing, karena terbatasnya publikasi teknologi informasi yang modern. Seratus tahun atau lima puluh tahun yang lalu orang bicara musik, ya musiknya gamelan, bicara tari ya yang ada saat itu tari bedoyo, tari srimpi. Bahkan pada saat era kolonialpun kita masih cukup bisa bertahan, namun seiring perkembangan teknologi banyak masuk aliran musik kekinian dan tarian kekinian.
Demikian sekelumit orasi budaya yang disampaikan oleh Kanjeng Pangeran Haryo KPH Notonegoro Penghagem Kridho Mardowo Kraton Yogyakarta Hadiningrat pada saat acara selapanan lahirnya Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta, Kamis 10/3/22.
Di tempat acara Kanjeng Noto sapaan akrab nya saat wawancara dengan insan media mengatakan, “Harapan saya Akademi Komunitas Negeri Seni Budaya Yogyakarta semakin berkembang lagi, jadi saya rasa masih banyak potensi- potensi yang masih banyak belum tergali, 8 tahun itu waktu yang sudah cukup lebih mengepakkan sayap untuk strategis lebih ekspansif saya rasa lebih memungkinan", harapnya singkat.
Orasi budaya sendiri diadakan bertepatan pada malam jumat legi dimana setiap tiga puluh lima hari diperingati oleh civitas akademika AKNSB sebagai weton hari lahirnya kampus Akademi Komunitas Negeri Seni Budaya khusus budaya Ngayogyakarta Hadiningrat.
Rochmad-AKN
0 Komentar