Playon Manyura, Sanga dan Lasem, Sebagai Materi Ekstra TOT Instruktur Gamelan AKN Seni Budaya Yogya

avatar
Ditulis oleh
Administrator
0 komentar
Playon Manyura, Sanga dan Lasem, Sebagai Materi Ekstra TOT Instruktur Gamelan AKN Seni Budaya Yogya
blog
Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta

Yogyakarta-Trainning of Trainner (TOT) instruktur gamelan AKN Seni dan Budaya Yogyakarta yang bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan DIY kini memasuki hari ke-3. Kamis (21/7), masih bertempat di pendopo hotel Brongto Jl. Suryodiningratan 26 Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, kegiatan pelatihan dimulai pada pukul 08.00 WIB dengan materi pembuka ladrang lung gadhung bubaran genggong, hingga pukul 10.00WIB. Bertindak sebagai narasumber yakni Agung Harwanto, S.Sn., Bayu Purnama, M.Sn. yang didampingi oleh Arsa Rinto, S.Sn., dan Saptono, S.Sn. sebagai instruktur. 

Setelah jeda sebentar, peserta TOT yang berjumlah 16 orang ini kemudian mengikuti materi training yang kedua bersama narasumber Sumanto, S.Sn.. Gati Padhasih dan Gati Raja dipilih untuk menjadi materi pelatihan.

Seperti yang disampaikan oleh Bayu Purnama, M.Sn., selaku narasumber materi terakhir ladrang sigramangsa laras slendro pathet manyura dan ladrang agun-agun laras slendro pathet manyura biasanya untuk iringan tarian berpasangan yang dilakukan di kraton. Iringan ini mempunyai keunikan kendhangan yaitu dikhususkan untuk wanara atau kethekan, dimana hal ini hanya dipunyai oleh kraton Ngayogyakarta. Kendhangan ini hanya disajikan apabila ada tarian dengan tema wanara. Materi ini dipilih karena selain kekhususannya, juga karena adanya permintaan dari Disbud DIY agar memanfaatkan bonang panembung dan bedhug. Di sini keduanya harus dibunyikan secara sinkron dan selaras dengan kendhang kalih sehingga terjalin keterikatan rasa atau saling ulat (mengetahui). Tidak hanya materi ladrang ini saja, narasumber juga memberikan materi ekstra yaitu tentang playon, yaitu playon lasem, playon sanga dan playon manyura. Playon ini adalah struktur yang lain lagi dimana playon ini bersifat sangat atraktif dan dinamis sehingga banyak diminati oleh masyarakat.

 

“Saya berikan tambahan materi ekstra berupa materi playon sebagai tambahan wawasan. Yaitu playon lasem, playon sanga dan playon manyura. Karena biasanya materi itu kalau di desa-desa, misalnya besok peserta TOT diterjunkan di sanggar di desa-desa, biasanya yang paling banyak disukai karena bersifat atraktif, dinamis dan sebagainya”, jelas Bayu Purnama, M.Sn., dosen AKN Seni Budaya Yogyakarta ini.

 

Di hari ketiga ini pelatihan berakhir pada pukul 15.00 WIB. Meski lelah tampak di wajah-wajah para peserta setelah mengikuti pelatihan dari pagi hingga sore hari selama tiga hari berturut-turut, namun rasa semangat tetap meliputi para peserta untuk menyelesaikan pelatihan hingga hari terakhir di esok hari.

 

Rochmad-AKN

 


0 Komentar

Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!

BERITA TERKAIT

Kirim pertanyaan, saran, atau masukan anda kepada kami