Yogyakarta, aknyogya.ac.id – Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat mengadakan ...
![blog](https://aknyogya.ac.id/assets/images/posts/1678958414-IMG_20230316_1608071.jpg)
Giring-Gunung Kidul - Triwik Wahyuni, S.Pd. warga Kropak, Candirejo, Semanu, sebagai salah satu pendamping desa budaya yang saat ini bertugas di kalurahan Giring merupakan alumni AKN Seni dan Budaya Yogyakarta tahun 2021. Kepada media aknyogya.ac.id ia menyampaikan bahwa salah satu tugas pendamping desa budaya adalah menggali, menggerakkan dan mengaktifkan kembali potensi kebudayaan yang ada di desa tersebut.
Sebagai desa budaya, kalurahan Giring mempunyai potensi kebudayaan yang menjadi andalan. Yakni upacara adat Babad Dalan. Babad Dalan adalah sebuah upacara adat Sadranan Ki Ageng Giring. Dilaksanakan dengan cara mengarak pusaka, yaitu Song-song Songgobuono, Tombak Kyai Udan Arum dan Song-Song Tunggul Nogo dari rumah Lurah menuju situs Tapak Dalem Ki Ageng Giring. Upacara ini dilaksanakan di hari Jumat Kliwon selama satu tahun satu kali. Diikuti oleh seluruh warga masyarakat yang terdiri 9 padukuhan. Pada tahun 2023 ini puncak acara upacara adat Babad Dalan jatuh pada hari Jumat 10/3. Rangkaian kegiatan upacara adat ini dimulai sejak hari Senin, 5/3.
“Acara berlangsung sukses. Karena memang sejak pandemi baru bisa dilaksanakan lagi tahun ini. antusias masyarakat Giring dan sekitarnya sangat luar biasa. Di bawah terik matahari yang sangat panas tidak menyurutkan semangat untuk mengikuti pawai arak-arakan pusaka sepanjang 2 km. dilanjutkan prosesi upacara dan kenduri. Dan puncak acara adalah menyebar oneng-oneng atau beras dan uang logam dan juga mengambil secara berebutan gunungan yang berisi palawija dan padi”, jelas pendamping desa budaya yang akrab disapa Tiwik ini.
Joko Tirto Wibowo, Lurah Kalurahan Giring di dalam pidato sambutannya menyampaikan dukungan dan kebanggaannya terhadap masyarakat karena masih tetap menjaga keaslian rangkaian upacara adat ini.
Di tempat yang berbeda, Dr. Supadma, M.Hum. menyampaikan kepada aknyogya.ac.id bahwa sangat bangga kepada alumni AKN Senbud Yk yang bertugas sebagai pendamping desa budaya. Meraka tidak cukup hanya mengandalkan kemampuannya menari, memainkan gamelan ataupun menatah wayang semata. Akan tetapi juga dituntut untuk mengerahkan kemampuan leadership dan managerialnya untuk mengawal masyarakat di desa budaya agar optimal dalam mengembangkan potensi kebudayaannya. Hal ini tentunya merupakan sebuah tantangan dimana potensi kebudayaan yang dikembangkan dapat menunjang bidang yang lainnya seperti ekonomi dan pariwisata.
Rochmad AKN
0 Komentar