Yogyakarta, aknyogya.ac.id – Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat mengadakan ...
Bantul, aknyogya.ac.id – Membuatkan wayang kulit untuk putra tunggal Presiden RI terpilih periode 2024 – 2029, Ragowo Hediprasetyo, menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Sagio, Maestro Tatah Sungging Wayang Kulit Gagrak Ngayogyakarto. Dari total pesanan 1000 buah wayang kulit bertema fauna, ia penuhi sebanyak 932 buah, yang ia kerjakan bersama-sama dengan alumni Akademi Komunitas Seni dan Budaya Yogakarta yang bernaung di bawah Griya Ukir Kulit Sagio, Kampung Gendeng RT 04/RW 02, Kalirandu, Kasihan, Bantul.
“Saya melibatkan kurang lebih 100 seniman tatah sungging di Yogyakarta, dimana sebagiannya adalah alumni AKN Seni Budaya Yogyakarta. Saya selesaikan selama dua minggu yang semuanya berbentuk berbagai macam jenis hewan dengan panjang sekitar 40 cm,” ujar Sagio kepada aknyogya.ac.id saat diwawancarai di kediamannya, Senin sore, 21/10.
Menurut Sagio, Abdi Dalem Kraton Ngayogyakarta yang juga Instruktur Tatah Sungging Wayang Kulit Prodi Kriya Kulit AKN Seni Budaya Yogyakarta, perkenalannya dengan Didit Prabowo, panggilan akrab putra Presiden RI kedelapan ini bermula sejak Didit kelas lima Sekolah Dasar yang kala itu bersama dengan keluarganya sedang mengunjungi stand pamerannya di Kraton Ngayogyakarta.
Selanjutnya Didit seringkali memesan wayang kulit kepadanya, sehingga semakin dekatlah hubungan keduanya. Bahkan sejak AKN Seni Budaya Yogyakarta menjadi Satker, terhitung sudah dua kali Didit memesan wayang, dan yang ketiga ini adalah pesanan wayang dengan jumlah yang sangat fantastis.
Keberadaan AKN Senbud Yk sendiri menjadi keberkahan bagi Sagio, karena para seniman baik yang masih muda maupun yang berumur dapat terwadahi, dan tentunya regenerasi dapat berjalan. Ia sendiri cukup jeli dalam mengajak seniman untuk bergabung. Yang benar-benar profesionallah yang ia pilih, karena kualitas tatah sungging wayang kulit Gagrak Ngayogyakarta dipertaruhkan.
“Saya merasa beruntung dengan keberadaan AKN Senbud Yk. Karena sekarang itu mencari generasi penerus itu susah. Saya berharap kementrian dapat memberikan perhatian yang lebih baik lagi terhadap AKN Senbud Yk, sehingga mahasiswa dapat melanjutkan keberlangsungan wayang kulit gaya Yogyakarta supaya tetap lestari, karena wayang kulit gaya Yogyakarta itu sangat langka,” harap Sagio.
Salah seorang alumni AKN Senbud Yk Prodi Kriya Kulit yang telah bergabung dengan Griya Ukir Kulit sejak dua tahun yang lalu menyampaikan bahwa ia semakin bisa memahami bagaimana proses pembuatan wayang kulit. “Di sana saya dikenalkan juga dengan kolektor-kolektor wayang kulit, akhirnya saya memperoleh jaringan pembeli. Selain saya mengerjakan produk dari sanggar, saya juga menerima pesanan secara pribadi yang kesemuanya meminta kualitas nomor satu tidak main-main untuk dikoleksi,” ujar Tegar.
Di sisi lain, Direktur AKN Seni Budaya Yogyakarta menanggapi secara positif dan berharap baik terhadap perkembangan yang dialami oleh alumni AKN Senbud Yk yang kini telah bergabung dengan Griya Ukir Kulit Sagio tersebut.
“Saya harapkan dampak dari hal ini itu bisa menjadi gaung bersambut. Karena setelah pasca produksi, diterima oleh pemesan, produk itu kan difungsikan. Nah, harapannya itu bisa mengenalkan darimana asalnya, siapa pembuatnya. Terus nanti kalau ada pesanan kontinu artinya sirkulasi produksi itu bisa terus berlanjut. Supaya apa, memang dari segi pengembangan usaha bukan sekedar produk wayang kulit, tetapi bisa merambah produk non wayang yang terbuat dari bahan material kulit,” ungkap Dr. Supadma, M.Hum., Direktur AKN Seni Budaya Yogyakarta.
Rochmad AKN
0 Komentar