Strategi Pengajaran Dosen Prodi Karawitan Siapkan Mahasiswa Baru Pentas Di Luar Kampus

avatar
Ditulis oleh
Administrator
0 komentar
Strategi Pengajaran Dosen Prodi Karawitan Siapkan Mahasiswa Baru Pentas Di Luar Kampus
blog
Mahasiswa AKN Senbud Yk Angkatan XI Seusai Pentas Di Bangsal Sri Manganti. Foto:Dok.AKN

Yogyakarta, aknyogya.ac.id – Keberadaan Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta sebagai Perguruan Tinggi Negeri Vokasi seni budaya gaya Yogyakarta, erat kaitannya dengan Kraton Yogyakarta, dimana pusat seni dan budaya Jawa bersumber dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Maka baik seni tari, karawitan dan kriya sebagai program studi yang ada di kampus AKN Senbud Yk, berkiblat pada seni budaya bercorak gaya Mataraman.

Terhitung baru satu bulan aktif dalam menjalani perkuliahan, mahasiswa baru AKN Seni dan Budaya Yogyakarta tahun ajaran 2024-2025 pada Sabtu, 14/9 dan Minggu, 15/9 dinilai cukup sukses melakukan pementasan di dua tempat, yakni Pendopo Bangsal Sri Manganti, Ndalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Jl. Rotowijayan, No. 1, Panembahan dan Museum Negeri Sonobudoyo, Jl. Pangurakan, ngupasan, Yogyakarta.

Kesuksesan penampilan para mahasiswa baru dalam menarik perhatian dan menghibur para pelancong baik wisatawan domestik maupun asing, menjadi tujuan para dosen pembimbingnya. Seperti yang diungkapkan seorang dosen di Prodi Seni Karawitan, Drs. Kartiman, M.Sn., bahwa meskipun para mahasiswa tidak semuanya berasal dari sekolah seni, namun sudah sangat terlihat mereka memiliki dasar kemampuan. Terlebih mereka telah melalui seleksi tes keterampilan dan wawancara yang ketat selama proses Penerimaan Mahasiswa Baru. Sehingga di masa awal perkuliahan ini strategi pembelajaran yang telah dipersiapkan dengan baik segera diaplikasikan supaya para mahasiswa baru dapat cepat beradaptasi dan siap sedia tampil dalam pementasan di luar kampus.

Adapun strategi dalam menyampaikan materi-materi kepada para mahasiswa adalah dengan mengintegrasikan muatan materi teori ke dalam praktek. “Pengajar atau dosen terlebih dahulu harus menganalisa keterkaitan antara materi teori dengan praktik. Selanjutnya dosen harus membuat prosentase materi yakni 80% praktek dan 20% teori,” terang salah satu dosen pengampu Mata Kuliah Garap Karawitan ini.

Selain Drs. Kartiman, M.Sn., ada Bayu Purnama, M.Sn., Vivi Euis Susanti, M.Sn., dan Welly Hendratmoko. Mereka inilah yang menggawangi Mata Kuliah Garap Karawitan di Prodi Seni Karawitan Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta.

Selanjutnya ia menjelaskan bahwa mahasiswa baru harus lebih dini dikenalkan dengan dunia masa depannya. Dalam hal ini dibutuhkan analisis yang kuat mengenai dampak mata kuliah terhadap visi dan misi kampus. Mahasiswa juga harus dipahamkan tentang lingkup pangsa pasar atau DUDIKA, dan sedini mungkin harus digali kemampuan enterpreneurnya. “Ini penting sekali supaya mahasiswa memahami bahwa keterampilan belum sepenuhnya menjamin untuk memperoleh pekerjaan, tetapi mahasiswa haurs pandai bergaul (srawung_red), yang mana banyak terjadi praktiknya sedang-sedang saja tetapi karena pandai bergaul, akhirnya job mengalir,” tandasnya.

Lebih jauh lagi dosen yang sudah lebih dari dua puluh lima tahun mengajar karawitan ini berpendapat bahwa dalam pelaksanaannya, praktik karawitan yang di dalamnya didahului dengan analisis, maka dalam menyajikan Gendhing itu bisa dibuat menjadi semacam rumus, sehingga sangat membantu memahamkan para mahasiswa yang masih awam tentang karawitan.

Hal ini dikuatkan oleh Cahyo Bagas Pradana, mahasiswa Prodi Seni Karawitan angkatan XI. Ia mengakui sangat senang mengikuti seluruh mata kuliah di prodi ini. Terlebih terhadap Mata Kuliah Garap Karawitan yang diampu oleh Bapak Kartiman, ia merasa mudah memahami dan mengikutinya. “Selain cara mengajarnya yang asyik dan mudah dipahami, beliau adalah sosok yang ramah dan mudah akrab dengan mahasiswanya,” ungkapnya.

Pada penampilan di Museum Sonobudoyo Akademi Komunitas Negeri Seni dan Budaya Yogyakarta dengan formasi penuh mahasiswa baru menyajikan Dramatari Topeng Panji Jayakusuma. Sedangkan saat di bangsal Sri Manganti menyuguhkan tarian klasik yang terbingkai dalam dramatari yang berjudul Burisrawa Gandrung.

 

Rochmad

 

 

 

 

 


0 Komentar

Untuk mengirimkan komentar silakan login terlebih dahulu!

BERITA TERKAIT

Kirim pertanyaan, saran, atau masukan anda kepada kami